Asuhan : Emha Ainun Najib Ponorogo, 9 Juli 2010
Disampaikan : Syeh Bud
Ditulis kembali : Kang Arief
- Kalau matahari bersinar jangan mencoba menyalakan lampu.
- Jika sudah menaiki perahu Nuh jangan mencoba berenang.
- Dan semesta ini adalah perahu.
- Tempatmu duduk, tempatmu makan, tidur, hubungan suami istri di tengah bumi yang melayang dan makrokosmos yang beterbangan.
- Ketika cinta memanggilmu pasrahlah!
- Kata ahli tasawuf: Pasrahlah bagai biola total !!! & digesek dengan sesuka-suka.
- Kalau kau tak sepasrah biola, egomu yang paling akhir kan jadi penghalang terhadap Tuhanmu.
- Kadang pasrah itu mengaburkan hasrat-hasratmu.
- Cinta punya banyak sayap.
- Diantara sayap-sayap cinta itu kadang terselip pedang yang bisa melukaimu.
- Maka ketika padi ditumbuk jangan kau prasangkai itu merusak.
- Maka ketika padi itu digiling jangan kau prasangkai itu menyakiti.
- Tetapi penggilingan & penumbukan dalam rangka melepaskan kulit yang berwujud madzmumah yang bersemayam di dalam hati.
- Apakah selesai engkau di——- didalam mujahadah, didalam ijtihad & jihad?
- Tidak!!! Engkau meski dicuci!
- Habis disitu?
- Tidak!!! Engkau diproses terakhir. Harus dibakar lewat api. Dan syetan adalah garis terakhir yang menentukan engkau antara gosong & matang didalam kehidupan.
- Iqbal mengatakan: Kau meskinya bagai gandum.
- Ditumbuk bukan menyakiti, tapi melepaskan kulitnya.
- Ditumbuk lagi jadi tepung, diadoni.
- Terakhir ketemu lagi api jadilah roti untuk persembahan kehidupan univers tanpa sekat-sekat subyektifistik.
- Setiap orang yang matang bagai roti, matang bagai nasi.
- Maka sosoknya sebagaimana air yang selalu mengalir.
- Konsepnya bukan take & give.
- Take and give itu jual beli.
- Dan konsep air yang mengalir itu give & give, memberi & memberi.
- Rasulullah kedatangannya dinanti & kedatangannya memberi.
- Pemimpin sekarang itu sudah tidak dirindukan
- Kedatangannya menghabis-habiskan.
- Hai Indonesia! Mau jadi apa kamu???